Sebuah catatan perjalanan mudik ke Indonesia.
Sabtu dini hari, tgl 3 Maret 2010
Aku dan suami masih beres - beres rumah. Satu minggu sebelumnya jadwal padat, akibatnya persiapan mudik meski sudah dicicil baru bisa selesai dini hari. Aku sempat tidur malam 2-3 jam, suami mungkin cuma sejam saja. Syukur tidak kebablasan, jadi jam 3 pagi semua bisa bangun dan bersiap - siap. Anak - anak mandi pakai air hangat, kami cukup air dingin saja (udara di dalam rumah bikin gerah, jadi kuat mandi air dingin). Kalo Syafiq cukup lap basah saja, takut masuk angin. Lik Di yang sudah menginap beberapa hari di rumah, ikut mudik bersama kami. Berdebar kami menunggu momen mengharukan pertemuan Lik Di dengan ortuku yang sudah berpisah selama 33 tahun!
Sabtu pagi
Pesawat kami tertunda lepas landas selama setengah jam. Kru pesawat menyampaikan 13 orang tidak bisa berangkat, tertahan pihak imigrasi. Jadi bagasi mereka harus dikeluarkan dari pesawat. Akhirnya pesawat kami lepas landas juga, menderu di angkasa yang bercuaca cerah dan tersinari cahaya matahari pagi. Sekitar 2 jam kemudian, setelah terbang di atas lautan posisi pesawat berada di atas kota Semarang. Kata Kapten Pilot pesawat berada dalam kecepatan 840 km/jam dan suhu di luar pesawat berkisar -48 derajat celcius. Sekitar 20 menit kemudian pesawat kami mendarat di Bandara Adisumarmo Solo.
Sabtu siang
Taksi bandara mengantar kami menuju rumah ortuku di Desa Urutsewu, Kec. Ampel Boyolali. Subhannallah walhamdulillah. Pertemuan yang sudah dinanti - nanti akhirnya terjadi juga. Sungguh membahagiakan sekaligus mengharukan Lik Di bertemu dengan kakaknya(=ibuku). Lik Di tak kuasa menahan air mata. Demikian juga membahagiakan ortuku untuk pertama kalinya bertemu Syafiq yang lahir di Malaysia. Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Engkau atas nikmat yang tak terhingga ini.
Itulah keindahan silaturahim pada hari pertama kami menginjak kembali bumi pertiwi. Sungguh menjadi kenangan manis dalam perjalanan mudik kami.
No comments:
Post a Comment