Waktu mudik kemarin aku berkesempatan berkenalan dengan Mbak Retno, seorang psikolog sekaligus praktisi HS. Perkenalan yang bermula dari adanya titipan sobatku Dini Rahmajanti. Untuk menyampaikan titipan tersebut kami mengadakan janji ketemu di Taman Pintar (Tampin) Jogja. 'Ndilalah' kok HP ketinggalan di mobil yang sudah melaju distir suami menuju UMY. Lha, gimana nanti kami bisa saling mengenali padahal belum sempat bertukar info ciri2 masing2.
Alhamdulillah ada jalan. Kebetulan aku janjian minimal dengan 3 orang di Tampin. Waktu celingak - celinguk pandangan bertumbukan dengan Mbak Prapti dari Takaful. "Plis dong tolongin aku, Mbak!", pikirku. Segera kuutarakan permasalahanku setelah saling sapa. Syukur Mbak Prapti bantuin aku minjemin HP. Kontak suami tapi gak diangkat, paling masih nyetir. Akhirnya gak seberapa lama suami menghubungi. Aku minta tolong suami untuk sms atau telepon Mbak retno untuk mengatakan ciri2ku al: nggendong bayi dengan gendongan warna biru. He2...emang kuperhatikan sekeliling gak ada yang punya ciri2 itu. Alhamdulillah gak seberapa kami saling menemukan, entah kenapa sebelumnya aku sempat melihat mbak retno sedang telepon, terlintas dalam pikiranku inikah orangnya? Saat Mbak Retno nyari2 aku setelah dapat info ciri2ku, lalu jarak kami dekat kucoba tanya apakah dirinya Mbak Retno. Ternyata betul. Senangnya akhirnya ketemu juga.
Mulailah kami berkenalan dan saling cerita bertiga dengan Mbak Prapti. Sayang percakapan kami terbatas waktunya, semoga lain kali bisa ketemu lagi. Mbak Retno sepertinya cenderung pada HS yang tidak diatur oleh jadwal. Aku sendiri menggunakan jadwal yang sebagian mencontoh SDIT Alam Nurul Islam dan kuvariasikan sendiri sesuai potensi Sayyid (jadwal Asya tinggal menyesuaikan). Hal ini aku dan suami pilih dengan pertimbangan nantinya Sayyid akan kembali bersekolah di SDIT Alam Nurul Islam, begitu pula Asya akan kami daftarkan ke sana.
Jadwal ini sifatnya fleksibel tidak mengekang. Memang suatu waktu aku terapkan disiplin sesuai jadwal, namun kalau saat itu anak2 lagi gak mau nuruti jadwal ya gak perlu dipaksa. Biasanya aku ajak bernegosiasi untuk menentukan aktivitas hari itu. Namun kadang aku berbuat salah juga dengan memaksa anak2 ikut jadwal. Suatu saat aku tersadar sesuai ilmu yang selama ini aku terima, tidak baik juga pemaksaan belajar untuk perkembangan otaknya dan tidak efektif pula penyerapan ilmunya. Namanya sebagai ortu mesti belajar terus - menerus, aku dan suami kadang gak bisa memenuhi juga konsep pendidikan anak yang positif. Misalnya anak maunya pagi 'art and life skill' padahal di jadwal tertera waktunya pukul 14.00 - 15.00. Kalo anak2 lagi semangat membuat prakarya biasanya aku bolehkan tukar jadwal. Tapi kadang aku maksa sesuai jadwal kalo anak2 malas2an. Padahal gak tepat juga cara seperti itu, seharusnya aku membuat situasi kondusif untuk belajar dengan berbagai aktivitas menarik atau keluar dari jadwal lalu menawarkan alternatif kegiatan lainnya. Tapi kerepotan pekerjaan rt sekaligus mengurus si kecil seringkali menyebabkan aku tidak sempat memberikan variasi2 kegiatan sebagai prolog sebelum jadwal mereka. Oya, jadwal aku buat punya tema yang berlainan tiap minggu. Hal ini sangat bermanfaat dalam melakukan aktivitas belajar yang saling terkait antar pelajaran. Penerapannya tidak saklek harus semua pelajaran ada bahasan tema tersebut, tetapi bisa saja hanya sebagian pelajaran saja yang bertema sama. Hal ini sangat bermanfaat terutama dalam mendidik anak dengan sistem Islam terpadu. Karena ajaran Islam tidak mendikotomikan antara ayat Alqur'an dengan ilmu alam. Misal saat kita berbicara tentang planet, maka sekaligus kita sampaikan dalil - dalil Alqur'an tentang planet. Dalam melaksanakan agenda ini memang tidak mudah. Aku menyadari masih banyak kekuranganku dalam mengajar, terutama belum bisa secara konsisten sistem terpadu ini aku laksanakan. Memang usaha mesti ditingkatkan.
Pada hari ini aku putuskan pula untuk keluar jadwal. Memang Sayyid kurang sehat, tapi dia juga bosan kalo tiduran doang. So, anak2 kubebaskan beraktivitas. Sayyid banyak membaca, Asya memilih didikte dengan menulis di blognya, juga mengerjakan worksheet. Mereka juga beraktivitas di luar rumah seperti main bulutangkis, main sepeda, bermain dengan teman2. Malam harinya mereka pengin membuat bubur sum-sum. Jadilah kami bertiga bekerja sama membuat bubur sum-sum. Setelah Asya makan buburnya terus tidur lelap deh. Sayyid yang kurang fit minta kakinya dibekam kering dulu (nglanjutin tadi siang). Alhamdulillah mereka bisa istirahat setelah beraktivitas seharian.
No comments:
Post a Comment