Monday, November 7, 2011

Ngantor Lagii...

Cuti di Luar Tanggungan Negara...singkatnya cdtn sudah berakhir akhir Agustus lalu. Kebetulan sekali saat masuk pertama kantor tepatnya tanggal 5 September 2011 bertepatan hari pertama setelah libur Lebaran. Pagi-pagi udah ada sebarisan pegawai, berdiri membentuk poligon...soalnya gak beraturan bentuknya menyesuaikan ruang lobi lantai 1 Gedung Kanwil Direktorat Jenderal Pajak DIY.
Setelah isi presensi (gak daftar finger print langsung pake kode NIP aja) gabung deh ama barisan yang sudah semakin memanjang. o...saat yang tepat buat bersalam-salaman saling bermaafan sekaligus me-refresh memori tentang teman-teman pegawai yang lama. Banyak yang terkejut melihatku dah aktif lagi di kantor. Sekarang aku harus masuk kerja dulu setiap hari seperti pegawai yang lain.
Namun demikian status pegawaiku belum 100% aktif. Kan SK pengaktifan PNS belum kelar juga. Bahkan sampai hari ini...terhitung dah 8 bulan!
Semoga SK segera turun, hasil pelacakan terakhir posisi masih di Kementrian Keuangan setelah melalui jalur KPP Pratama Sleman terus ke instansi di atasnya sampai BKN (Badan Kepegawaian Negara) lalu kembali ke Kementrian Keuangan. Selanjutnya nunggu SK turun...kayak mendaki ke puncak gunung aja ya, perjalanan surat permohonan pengaktifan PNS-ku.
It's ok, aku nikmati saja semua ini. Semoga semua urusan bertambah lancar dan mudah. Amin.

Sunday, April 10, 2011

Goodbye Malaysia!

Setelah dua setengah tahun bersama sekeluarga merantau di Malaysia, akhirnya tiba saat kembali ke Jogja. Tiket Kuala Lumpur-Solo sudah di tangan sejak menjelang akhir tahun 2010. Maklumlah, kami cari tiket murah AirAsia (tiket promo) yang biasanya harus di booking beberapa bulan sebelumnya. Tercantum pada tiket, tanggal keberangkatan 22 Maret 2011. Inilah waktu yang telah kami pilih untuk menapak kembali ke bumi pertiwi yang kami rindu, dengan berbagai pertimbangan. Antara lain visa kami yang akan berakhir awal April 2011. Padahal awalnya kami berencana pulang Juni 2011, menyesuaikan waktu kenaikan kelas Sayyid dan Asya. Kalau kami lakukan perpanjangan visa yang biayanya cukup besar tapi hanya digunakan dua bulan, tentu jadi pemborosan. Kalau exten setahun di Malaysia tidak bisa juga, karena insya Allah September Ummi masuk kerja. So, tanggal 22 Maret menjadi pilihan terbaik kami.

Menjelang kepulangan kami ke tanah air, benar-benar waktu kami full untuk persiapan kepindahan. Bersyukur ada teman dari Jawa Timur yang melanjutkan sewa rumah kami. Jadi dalam membereskan rumah lebih ringan. Coba kalau seperti teman-teman yang pindahan terus mesti ngosongin rumah. Lha, di Malaysia ini gak kayak di Indonesia yang mudah memberikan barang-barang perabot. Dipan, kasur, rak, meja dll kalau gak ada yang mau kan, malah susah mbuangnya?

Semua keperluan untuk penerbangan ke Solo sudah kami persiapkan hingga menjelang tengah malam, malam terakhir di Malaysia (kecuali suami yang akan balik lagi). Perasaan kami bercampur aduk antara bahagia, terharu dan ...sedih! Tentu saja bahagia kan, mau balik ke tanah air tercinta, kumpul sama ortu, keluarga besar, teman-teman dll. Terus kenapa kok, ada sedihnya, nih? Yah....perpisahan selalu menyisakan rasa kehilangan yang berujung pada kesedihan. Ya, kehilangan sahabat-sahabat, teman-teman yang sudah begitu lekat dalam kehidupan kami di Malaysia. Suka duka telah kami lalui dalam ikatan persaudaraan yang indah.

Pada hari keberangkatan kami pagi itu mendung dan gerimis, seakan merasakan kesedihan akan perpisahan ini. Kami diantar Mas Adhi dan Mbak Lily sekeluarga, dan calon roomate suami menyetir mobil kami, Bang Zulham dari Medan. Di bandara, Sayyid-Adzra-Asya terlihat sendu. Adzra berkeinginan mengantar kami sampai naik eskalator menuju ruang imigresyen. Sebelum check in selesai, mereka ternyata sudah tidak dapat menahan isak tangis lagi. Air mata membanjiri pipi-pipi mereka, sambil terdengar isakan yang cukup keras. Kesedihan mereka sangat dalam. Bagaimana tidak, kami selalu HS bareng secara periodik. Rekreasi bareng di mana sarana wisata juga menjadi ajang HS bagi kami. Belum lagi acara pengajian anak bareng. Silaturahmi bareng, olahraga bareng dll bareng. Tanggal ini merupakan waktu yang kami tunggu, meski harus diiringi kesedihan. Tapi kata Adzra kepada Ummi Lily, waktu ini justru waktu yang paling tidak dia harapkan. Begitulah... Dua keluarga HS akhirnya harus berpisah, Semoga Mbak Lily sekeluarga istiqomah dalam menjalankan HS untuk putra putrinya.

Selama di ruang 'imigresyen', ruang tunggu, bahkan di dalam pesawat, tidak henti Sayyid dan Asya menumpahkan air mata. Ummi pun jadi ikut terharu dan turut meneteskan air mata. Sebenarnya air mata kami mempunyai nilai keindahan. Keindahan persaudaraan, persahabatan. Air mata kami menjadi bukti ikatan hati yang kuat dalam dua keluarga ini. Anak-anak kami senantiasa saling memberikan tanda mata sebagai bentuk kasih sayang dan sebagai kenang-kenangan setelah berpisah. Kenang-kenangan terakhir dari Adzra adalah buku harian dengan cover foto-foto mereka. Mereka berjanji untuk mengisi buku harian masing-masing, dan suatu saat bila ketemu akan saling menunjukkan tulisan apa yang tertuang dalam buku harian itu.

AirAsia membelah angkasa yang pagi hingga siang itu sejak dari Bandara LCCT Sepang sampai Bandara Adisumarmo senantiasa mendung. Semendung hati kami.Tapi harapan kami mendung ini akan segera berganti menjadi cerah, secerah cita-cita kami dalam merajut perjuangan kembali di tanah pertiwi.
Goodbye Malaysia!

Tuesday, February 15, 2011

Bultang Bikin Bugar (B3)

Segeer! Badan terasa bugar setelah olahraga pagi meski cuma setengah jam. Pagi ini Ummi dan Sayyid main bultang alias bulutangkis di depan rumah. Tak lupa melakukan peregangan otot yang cukup agar gerakan gesit kami tidak membuat cedera. Syafiq pun ikut pegang raket sambil jalan-jalan berkeliling. Asya yang baru bangun tidur masih ndomblong alias bengong melihat kami berlawan. Kalau 'shuttlecock' keluar malah Ummi jadi berlarian ke sana ke mari sekalian membakar lemak he..he.

Olahraga sekeluarga yang kami lakukan biasanya ya bultang ini, ditambah renang, main bola, catur(olahraga otak kali ya), jogging, bersepeda. Yang belum terlaksana dari rencana adalah main tenis dan tenis meja. Hmm..olahraga sekeluarga selain menumbuhkan gaya hidup sehat juga mempererat hubungan antar anggota keluarga dan bikin kompak tentunya. Tapi kadang kita mengalami pasang surut juga kayak air pantai he.. he.. Setidaknya kita dah membiasakan olahraga sebagai hobi keluarga yang positif.

Sunday, January 9, 2011

Colmar Tropical, Kota Mini ala Eropa

Colmar Tropical terletak pada bukit yang berlainan dengan Botanical Garden dan Japanese Village, namun masih pada daerah yang sama yaitu Bukit Tinggi Pahang. Bangunan berupa hotel, resto, dll di kawasan ini berciri arsitektur Eropa. So, terpikir juga gimana ceritanya sampai dibangun tempat wisata dengan tema menarik seperti ini?

Lagi-lagi kami di sini cuma lihat-lihat doang. Kami kan bawa makanan dari rumah, agar hemat. Soalnya resto-resto di tempat wisata biasanya mahal, dan lagi nyari makan gak semudah di Indonesia yang banyak pedagang kaki lima. Tapi yang pasti tempat ini menarik, pemandangan sekitar juga indah dan banyak fasilitas juga seperti olahraga menembak, hotel, padang golf, dll. So bagi yang koceknya tebal bisa menikmati fasilitas yang ada. Untuk kami sih, cuci mata aja :-)







Alam Yang Segar di Bukit Tinggi

Bulan Desember Tahun 2010 yl kami sekeluarga bersama teman-teman mengadakan rihlah ke Bukit Tinggi, Pahang. Kami mengendarai lima mobil berkonvoi, janjian di Serdang sekitar pukul 09.00. Keluarga kami berangkat dari Kajang Utama sekitar pukul 08.30 pagi. Dari Serdang menuju Bukit Tinggi melalui Kuala Lumpur kemudian mendekati lokasi kami harus menyusuri jalanan menanjak (namanya juga bukit). Karena kami beberapa kali berhenti maka perjalanan menjadi lebih lama. Sekitar jam 11.30 kami sampai tujuan. Di sana ada dua lokasi tujuan kami yaitu Botanical Garden satu lokasi dengan Japanese Village dan Colmar Tropical. Ini dia foto-foto dari Japanese Village dan Botanical Garden, untuk Colmar Tropical insya Allah dalam posting berikutnya.


Di Japanese Village




Di Botanical Garden





Dua tempat ini berdekatan sekali, berjarak kira-kira 100 M. Kami tidak mengelilingi seluruh area Botanical Garden karena isinya sebagaimana umumnya taman/kebun yang biasa kami kunjungi dan tentunya luasnya jauuh lebih kecil dari Kebun Raya Bogor. Tetapi tetap menyenangkan terutama mengajak anak-anak menikmati indahnya tanaman yang cantik-cantik dan sebagian juga baru pertama kali kami lihat di sini. Ada kolam ikan juga, sebenarnya ada resto jepang juga tapi kayaknya dah tutup tuh. Oya, kami sangat menikmati perjalanan menuju lokasi di mana di kanan kiri tampak hutan hujan tropis yang asri dan indah.

Di Japanese Village tentu bernuansa Jepang, tapi kami cukup melihat-lihat aja coz gak sesuai ama kocek dan suasana kayak berbusana Jepang, spa, dll (tapi gak semua fasilitas yang ditulis di papan info ada). Terlintas dalam pikiran, dulu asal muasal ada Japanese Village di Bukit sini gimana ya? Apakah ada pengusaha asal Jepang yang punya ide dan lihat peluang bisnis di sini? Sebuah pertanyaan yang gak tau jawabnya...