Tuesday, December 29, 2009

Pintar Momong Adik

Syafiq yang masih mungil nampak responsif terhadap perlakuan penuh kasih sayang dari Mas Sayyid dan Mbak Asya. Setiap Syafiq menangis, maka Mas dan Mbaknya segera menengoknya. Dengan penuh perhatian mereka berdua akan bertanya, "Syafiq kenapa nangis? Mau mimik ya? BAB ya?".

Saat aku ke kamar mandi sementara Syafiq tidak tidur, maka mereka berdua secara bergiliran menjaga Syafiq dengan senang hati. Kalau aku terlalu lama tidak muncul di depan Syafiq padahal Syafiq sudah mulai menangis, maka mereka menyanyi di atas kursi dengan hebohnya. Ajaib, Syafiq dengan seksama memperhatikan kedua kakaknya (yang paling proaktif Mas Sayyid) dan lenyaplah tangisannya. Syafiq pun sering senyum - senyum dan sedikit mengoceh saat diajak bicara keduanya.

Salah satu yang menarik lagi dari cara mereka momong Syafiq adalah nada bicara masing - masing yang khas. Aku sudah minta Abinya untuk merekam secara sembunyi - sembunyi, tapi sampai sekarang belum kelakon. Aku sampai bergurau,"Nada bicara Sayyid tuh dah hak patennya, lho..he..he". Mereka dalam berbicara kepada Syafiq begitu luwes. Sayyid nada bicaranya merajuk, Asya cenderung lembut. Kata suami mereka lebih pintar momong adik dibandingkan suami saat masih seusia mereka. Alhamdulillah, ketrampilan momong ini merupakan salah satu kelebihan mereka. Terima kasih putra putriku...

Wednesday, December 9, 2009

Idul Fitri dan Idul Adha di Malaysia

Tahun ini untuk pertama kalinya kami berlebaran di Malaysia. Dan untuk kedua kalinya kami menikmati suasana Idul Adha di negeri jiran. Alhamdulillah kami bisa merayakannya beramai-ramai dengan kawan - kawan dari Indonesia yang memang banyak tinggal di komplek rumah sewa kami. Kami sholat Idul Fitri di Masjid Putra, Putrajaya kemudian makan bersama dan menyempatkan mengunjungi Masjid besi yang baru selesai dibangun. Namun untuk sholat Idul Adha berbeda dengan tahun lalu, kami memilih Masjid kampus UKM bukan Masjid Putra dengan alasan lebih simpel berhubung membawa Si Mungil Syafiq (belum ada 1bln) . Foto kenang-kenangan kami dalam momen istimewa tsb. kutampilkan di bawah ini.

Foto bersama setelah makan bekal yang kami bawa dari rumah di parkiran Masjid Putra.

Abi, Sayyid dan Asya di dalam Masjid Putra.

Kami sekeluarga di depan Masjid Putra.

Berdua di tengah Masjid Besi.


Bersama kawan - kawan perempuan di Masjid Besi.Foto bersama di Masjid Besi.
Bapak - bapak dan anak - anak 'action' dengan latar Masjid Putra dan Jembatan...gak tau namanya.


Kalau ini hewan kurban yang akan disembelih di samping Masjid Asy-Syakirin.

Abi ikut bakar sate sapi..em..baunya sedap..

Kami sarapan di Tasik Cempaka (danau) setelah sholat Idul Adha.

Syafiq tidur lelap setiap kali diajak jalan - jalan.





Permata Hati

Ya Allah mampukanlah kami menjaga amanah-Mu
Yaitu permata hati sebagai karunia-Mu
Semoga mereka menjadi pribadi-pribadi yang bertakwa
Menjadi insan yang mulia. Amin.







Friday, November 20, 2009

HOMESCHOOLING

Lega sudah, akhirnya rapor kenaikan kelas Sayyid sudah dibagikan. Hasilnya masih bagus meskipun ada penurunan nilai, ada pelajaran yang nilainya mengalami kenaikan, ada pula yang mengalami penurunan. Untuk pelajaran-pelajaran bidang agama Islam seperti fikih, akhlak, jawi, tauhid sebagian besar mengalami kenaikan, rata-rata di atas 90. Pelajaran-pelajaran eksakta banyak yang menurun seperti science, geography. Matematika meski turun masih masuk 'range' nilai A.

Tibalah saatnya bagi kami melaksanakan hasil keputusan musyawarah saat Sayyid mogok sekolah dulu. Keputusan yang kami anggap sebagai solusi terbaik untuk pendidikan Sayyid saat ini adalah HOMESCHOOLING! Ketika Sayyid berhenti dari sekolah kebangsaan dulu, sebenarnya terlintas juga dalam pikiranku untuk homeschooling. Tetapi saat survey di internet belum ketemu informasi yang lengkap dan akurat, jadi masih ragu. Sekarang kami sudah mendapat banyak informasi tentang homeschooling yang menguatkan keyakinan kami untuk mengajar anak sendiri di rumah. Kebetulan Idul Fitri yang lalu banyak teman mudik. Kami pun titip sekalian buku - buku pelajaran kelas 3 smt 1 sesuai dengan kelas yang Sayyid seharusnya ikuti di Yogya. Sementara rapor yang diterima di Malaysia adalah rapor kenaikan dari kelas 2 ke kelas 3. Sebelum kami memberitahu Sayyid tentang homeschooling, ternyata dia tidak 'curiga' dengan buku - buku pelajaran dari Indonesia. Malahan Sayyid langsung baca, bahkan juga mengerjakan soal - soal latihan tanpa bertanya lebih dahulu. Memang Sayyid suka mengerjakan soal - soal tes baik saat di Yogya maupun setelah sekolah di Malaysia.

Namun ada yang perlu kami kritisi dengan buku - buku paket dari Indonesia. Yaitu bila dibandingkan dengan produk dari Malaysia, terlihat sekali buku - buku dari Malaysia terutama yang eksakta seperti matematika dan sains lebih bagus penyusunannya, banyak gambar yang memperjelas uraian materi, bahkan dilengkapi DVD interaktif , padahal harga tidak jauh beda. Singkatnya lebih mudah dan tidak membosankan membaca dan memahami pelajaran dari buku - buku paket dari Malaysia meskipun berbahasa Inggris. Oleh karena itu kami pun tetap berencana menggunakan buku - buku dari Malaysia untuk memperkaya dan memperluas ruang lingkup pembelajaran di rumah. Tantangan pula bagi kami dengan hadirnya baby di rumah, sehingga kami sekeluarga harus menyesuaikan dengan ritme kehidupan yang baru. Sehingga jadwal yang berlaku di rumah kami harus bersifat fleksibel, dapat disesuaikan dengan kondisi di rumah yang berubah - ubah. Karena baby belum teratur ritme antara tidur dan terjaga. Suatu saat pagi sampai siang tidur lelap, jadi aku bisa mendampingi belajar anak - anak (Asya pun mau homeschooling seperti abangnya). Tetapi di saat lain waktu pagi sampai siang itu terjaga terus yang artinya minum ASI melulu dengan tidur yang tidak nyenyak, jadi anak - anak hanya dipantau saja. Waktu belajar baik pelajaran sekolah maupun aktivitas lain seperti membaca buku non pelajaran, mewarnai, nge-blog, memasak, melipat baju, bermain, dll bisa digeser atau ditukar.

Selanjutnya kami masih harus menyusun perencanaan lebih lanjut mengenai homeschooling ini terkait visi, misi, jadwal, aktivitas dll. Anak - anak kami termasuk dinamis dan kreatif. Mereka suka bermain bersama teman - teman setiap hari, dan senang menyusun aktivitas harian. Sehingga homeschooling ini harus dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak membosankan bagi mereka. Pendidikan anak yang kami harapkan bisa seimbang antara jasad/fisik, ruh/jiwa dan qolbu/hati. Semoga Allah mampukan kami untuk menjaga amanah yang ada pada kami, yaitu putra - putri tercinta yang kelak diminta pertanggungjawabannya.

Sunday, November 15, 2009

ASI TOP BANGET

ASI alias Air Susu Ibu sudah diakui secara medis sebagai sumber gizi paling lengkap, paling menyehatkan, paling praktis dan bermanfaat dalam membentuk kekebalan tubuh bayi. Bahkan berdasarkan penelitian anak yang mendapatkan ASI semasa bayi cenderung lebih tinggi IQ-nya dibandingkan anak yang tidak minum ASI atau minum ASI hanya dalam waktu singkat. Namun sayangnya meski diakui secara medis, masyarakat luas masih kurang kepeduliannya dalam mendukung para ibu agar memberikan ASI lebih khusus lagi ASI eksklusif 6 bulan kepada bayi mereka.

Aku pun sangat berkeinginan memberikan ASI ekslusif kepada anak - anakku. Meskipun tidak semua terealisasi, tetapi aku sangat bersyukur mempunyai kesadaran untuk memberikan ASI. Untuk anak pertama kuberikan ASI ekslusif 4 bulan, karena setahuku di tahun 2001 itu kampanye ASI ekslusif sampai usia 4 bulan bukan 6 bulan. Untuk anak ke-2 terpaksa sempat minum susu formula, namun hanya sebentar saja, setelah ASI lancar ya minum ASI saja. Untuk anak ke-3 masih proses pemberian ASI eksklusif, semoga sukses sampai 6 bulan.

Setiap selesai melahirkan, selalu saja aku ditawari menggunakan produk susu formula oleh bidan atau rumah sakit. Tentu aku menolaknya, kecuali ketika kelahiran anak ke-2 dimana ASI sedikit sekali sementara bayi juga tidak bisa menyusu, ditambah lagi badanku demam karena radang kista. Yang aku sesalkan ketika kelahiran anak pertama, ASI lancar, bayi juga lancar menyusu. Tetapi bidan kepergok memberikan susu formula tanpa ijin. Duh, rasanya kecewa dan mau marah saja saat itu. Kalau saja para bidan, dokter ataupun pihak rumah sakit mendukung pemberian ASI, tentu mereka tidak terburu-buru menyarankan pemberian susu formula. Apakah hal ini semata-mata untuk bisnis saja? Di mana bidan atau rumah sakit mendapatkan keuntungan yang besar dari sponsor mereka (perusahaan susu formula).

Apapun alasannya, kukira bila kesadaran menyukseskan ASI eksklusif tinggi, maka para ahli medis justru akan memotivasi para ibu agar mau memberikan ASI eksklusif. Ketika anak ke-3 lahir, dengan alasan gula darah bayi rendah yaitu 2.5 seharusnya minimal 4, maka pihak rumah sakit menawarkan pemberian susu formula. Anehnya kami sempat berdebat kecil karena perawat mendesak agar aku dan suami mau menandatangani surat persetujuan pemberian susu formula, dengan alasan bayi akan dicek dokter spesialis anak. Bila gula darah rendah, menurut perawat bayi bisa ditahan di rumah sakit (dirawat). Nah, ini yang kumaksud kalau para ahli medis mendukung ASI eksklusif, tentu mereka tidak mudah memberikan solusi susu formula. Hal yang janggal juga, dari info yang ditempel di dinding, tertulis bayi akan diantar kepada si ibu 3x dalam sehari. Itu artinya minum ASI hanya 3x/hari jadi lainnya susu formula. Untung suamiku berargumen yang membuat perawat bergeming. Kata suamiku, 'Mestinya tidak ada dokter yang melarang seorang ibu memberikan ASI kepada bayinya kan?'. Padahal ASI makanan terbaik untuk bayi yang tidak ada tandingannya, susu paling mahal sekalipun. Akhirnya kami minta waktu untuk menambah pemberian ASI sebelum di tes lagi. Sebelum bayi diantar, aku minum VCO 3 butir, makan roti yang banyak (adanya roti saja). Kalau di Malaysia kan, di rumah sakit gak ada jualan kaki lima seperti di Indonesia, jadi cari makan tidak semudah di Indonesia. Alhamdulillah setelah aku beri ASI lebih banyak lagi ke bayiku, kadar gula darahnya naik menjadi 3,7. Meski belum mencapai kadar minimum, tetapi sudah dianggap aman.

Selanjutnya tinggal waspada terkena penyakit kuning saja. Perawat memberikan arahan agar bayi kerap minum ASI agar tidak terkena penyakit kuning. Kebetulan di hari ke-2 mulai nampak ada warna kuning di sekitar dahi ketika bayi nangis. Untungnya para perawat kemudian membiarkan bayiku di dalam ruanganku, sehingga bisa minum ASI setiap saat (tes darah pada usia 4 dan 7 hari bilirubin normal). Padahal pada papan informasi disebutkan bayi diantar ke ibu 3x sehari. Tampaknya karena kami menunjukkan keyakinan hanya memberi ASI sementara bayi sering menangis, maka akhirnya bayi boleh diletakkan di ruang ibu. Keinginan memberikan ASI eksklusif memang tidak mudah direalisasikan, oleh karenanya sangat diperlukan dukungan dari suami bahkan orang tua serta lingkungan. Lingkungan dekat seperti keluarga besar dan tetangga seringkali kurang paham maksud dari pemberian ASI eksklusif. Mereka sangat mungkin akan mempengaruhi kita untuk memberikan makanan tambahan mulai bayi berusia 2 atau 4 bulan.

Aku sangat terkesan dengan kampanye ASI yang sering dilakukan LSM ataupun orang - orang yang peduli ASI. Yang aku ingat adalah Bu Ira Zaim Uchrowi yang mengasuh rubrik tentang konsultasi ASI di majalah muslimah UMMI. Bu Ira selalu memotivasi dan meyakinkan para ibu pasti ada solusi atas berbagai kendala dalam pemberian ASI.

Di dalam Islam diajarkan agar pemberian ASI digenapkan maksimal 2th, kecuali ada hasil keputusan musyawarah yang berbeda antara suami dan istri.
So, mari kita kampanyekan ASI eksklusif untuk generasi yang lebih berkualitas!

Saturday, November 14, 2009

Saat Yang Ditunggu

Alhamdulillah. Setelah melampaui Hari Perkiraan Lahir (HPL) yang jatuh tgl.28 Oktober 2009, akhirnya lahirlah bayi kami, Cardio Syafiq Abdul Qowiy. Persalinan dengan didampingi suami tercinta terjadi pada Hari Selasa tgl 3 Nopember 2009 jam 2.36 pagi , di Rumah Sakit An-Nur Bangi Malaysia. Syafiq, demikian kami memangilnya, lahir dengan berat badan 3,05Kg, panjang 50Cm dan lingkar kepala 35,5Cm.

Atas ijin Allah, pada hari ke-7 kelahiran Syafiq tepatnya tgl.9 Nop 2009 kami telah menunaikan sunnah Rasulullah SAW untuk mengadakan aqiqoh dengan menyembelih 2 ekor kambing. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah kami. Semoga Syafiq menjadi hamba-Nya yang sholih, teguh jiwanya, kuat dan sehat fisiknya, bermanfaat bagi keluarga dan umat. Amin.

Monday, October 19, 2009

Mogok Lagi

Bulan Oktober ini genap setahun aku dan anak - anak kumpul sama suami di Malaysia. Tepatnya tgl. 7 Okt tahun lalu kami datang ke Malaysia. Lika - liku mendampingi anak - anak dalam menjalani pendidikan sekolah mereka sungguh memberikan banyak pelajaran bagi kami.

Bagi sebagian orang mengalami kendaraan mogok atau macet benar - benar bikin pusing, bahkan bisa bikin kita malu. Aku pun tidak hanya sekali dua kali mengalami hal ini, motor mogok atau bahkan mobil yang mogok (tapi masih untung saat ada suami). Pusing karena repot tentu, ditambah lagi biaya bengkel yang mahal, tapi gak usah malu lah, EGP? Namun aku masih bersyukur bisa menghadapi kejadian - kejadian itu dengan emosi terkendali, toh ketika di Jogja pun aku juga sering mengalami kejadian begitu. Maklum resiko naik mobil tua ;-(.

Nah...terus apa hubungannya dengan pelajaran mendampingi anak - anak sekolah?

Lha ini masalahnya! Kalau motor atau mobil mogok menurutku lebih mudah menghadapinya daripada anak yang mogok sekolah. Walah..dulu dah pernah mogok sekolah kok sekarang mogok lagi?? Ya, dulu tidak mau sekolah di Sekolah Kebangsaan setelah uji coba sekitar 1 minggu. Nah, sekarang setelah 7 bulan sekolah di Sri Ayesha dengan prestasi akademik yang bagus, e..kok tidak mau sekolah lagi. Memang terasa berat hari - hari menjelang Ramadhan karena Si Sulung Sayyid yang biasanya semangat bersekolah kok menunjukkan gelagat malas - malasan sekolah. What's going on?

Yang sudah kami hapal dari kebiasaan Sayyid ketika ada masalah adalah dia akan bersikap yang diluar kebiasaannya. Contoh ketika masih duduk di kelas 1 SDIT Alam Nurul Islam. Dua hari berturut - turut tiap pagi tidak mau berangkat ke sekolah disertai wajah sedih. Setiap ditanya kenapa gak mau sekolah, sederet alasan disebutkan yang mengandung keganjilan. Misalnya capek olahraga/senam pagi, padahal sebelumnya gak pernah mengeluh dengan kegiatan ini. Atau gak suka pakai seragamnya atau gak mau minum susu sapi setelah olahraga, dll. Sederet solusi pun kami tawarkan tapi tidak ada yang diterima, tetap wajahnya menunjukkan kesedihan bahkan akhirnya menangis (tetapi bukan cengeng). Setelah kuajak bicara dari hati ke hati, mengakulah Sayyid kalau dia sedih karena Abinya akan segera berangkat ke Malaysia lagi. Sayyid pun langsung menangis tergugu, ingin ikut abinya. Betapa sebelumnya dia bahagia bisa sekitar satu bulan bersama dengan Abinya yang sedang cuti Ramadhan dan Lebaran, namun tiba - tiba harus berpisah lagi. Hatiku pun jadi ikut sedih mendengar penuturan polosnya..

Ternyata setelah kami sampaikan hal ini kepada guru kelasnya, Ustadzah Rita, beliau pun cerita bahwa 2 hari yl. Sayyid menangis di sekolah di saat acara bernyanyi di luar kelas. Di tengah keceriaan teman - temannya justru Sayyid bersedih :-(. Akhirnya dimulailah hari - hari yang sulit bersekolah lebih sulit dari pertama beradaptasi masuk ke kelas 1 yang hanya perlu waktu 3 hari. Aku sendiri tidak ingat perlu berapa lama untuk membuat Sayyid stabil lagi menikmati sekolah. Yang jelas kerjasama dan bantuan dari Ustadzah Rita dan Ustadz Budi sebagai wali kelas sangat besar perannya dalam membangkitkan motivasi Sayyid bersekolah.

Untuk sekarang ini masalah mogok sekolah yang muncul lagi memang membuat kami berpikir keras mengatasinya. Komunikasi dengan pihak sekolah sudah dilakukan, saat itu pun serasa sumber masalah sudah diketemukan. Ada rasa takut dalam diri Sayyid di saat teman - teman kelasnya yang nakal dihukum sama gurunya. Ternyata ada beberapa temannya yang nakal dikelompokkan dalam satu bangku dan diposisikan bangkunya di depan sendiri, tepat di depan meja guru kelas. Anak - anak ini dikatakan guru kelas suka nakal, buat ulah, buat gaduh. Kata Sayyid, mereka bisa dapat hukuman ditegur, dicubit, atau dipukul. Sayyid takut meskipun sudah diberi penjelasan bahwa guru tidak marah dengan Sayyid, kalau Sayyid tidak gaduh atau nakal kan tidak dimarahi atau dihukum dst. Kami selalu mendiskusikan hal ini dengan Sayyid, meyakinkannya untuk tidak takut dan mau sekolah lagi, memotivasinya semangat sekolah lagi. Abinya juga akan selalu menekankan apakah Sayyid benar - benar paham dengan penjelasan yang disampaikan akan permasalahan ini. Sayyid bilang sudah paham.

Namun berbagai langkah yang sudah ditempuh untuk mengembalikan Sayyid bersekolah ternyata tidak semudah apa yang diperkirakan. Seakan - akan saat Sayyid ditinggal di ruang Kepala Sekolah dan Direktur Sekolah oleh Abinya atas permintaan Direktur Sekolah sudah memberikan semacam latihan bagi Sayyid untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. Direktur pun mengira Sayyid "fine" saat itu. Padahal sudah disampaikan suami bahwa Sayyid mau datang ke sekolah dengan janji ditungguin dulu. Alhasil pas saat aku jemput pulang, Sayyid memprotes tindakan Abi dan menyebutnya telah berbohong pada Sayyid. Tentu kusampaikan pengertian bahwa Direktur lah yang menyuruh Abi meninggalkan Sayyid bla bla.. Tapi Sayyid tidak mau menerima penjelasanku.

Di rumah kami diskusikan dengan Sayyid bagaimana dia di sekolah hari itu. Ternyata saat Sayyid ditinggal di ruang Direktur, akhirnya Sayyid ditinggal sendiri (kukira dimaksudkan agar menenangkan pikiran Sayyid)hingga akhirnya Sayyid menangis. Ada seorang guru perempuan kelas empat(yang suka mengajak bicara Sayyid) menghampiri Sayyid dan mengajaknya bicara lalu mengajaknya masuk kelas. Tampaknya guru ini bisa mengajak Sayyid berkomunikasi dengan baik. Kami dukung Sayyid agar dia besoknya pergi ke sekolah seperti biasanya dulu, seperti saat semangatnya tinggi hingga belajar pun dilakukan atas kesadarannya sendiri dengan rasa senang (sejak kelas 1 sudah tumbuh dalam dirinya kemandirian belajar). Kami pun menjanjikan 'reward' bila dia tambah rajin sekolah.

Besoknya Sayyid masih mau bersekolah meskipun kata suami saat ditinggal wajahnya sedih banget. Tetapi nyatanya itu terakhir kali Sayyid mau sekolah. Tetap saja sampai di rumah Sayyid menyatakan tidak sukanya bersekolah, sudah kami ajak bicara lagi untuk mengetahui masalahnya di mana. Tetapi dari yang kami amati, tampaknya Sayyid tetap merasa tidak nyaman dengan guru kelasnya. Terus menerus kami ajak berkomunikasi untuk memberikan 'support' bagi Sayyid. Berbagai cerita, memori positif pengalamannya bersekolah, dst yang kami rasa bisa menggugah semangatnya tidak mempan juga. Ketika diusulkan pindah kelas yang lain yang katanya lebih kondusif pun tidak mau sama sekali. Bahkan kami iming-imingi hadiah (rekreasi, jatah main game ditambah, beli televisi kebetulan tv rusak dll) tetap tidak mempan. Saatnya menjadi genting karena emosi mulai merasuki kami. Ancaman pun dikeluarkan seperti no school means no game, no tv (include watching tv at neighbour's home), no snack, work at home cleaning the floor etc. Semakin keras kami beri hukuman semakin berontaklah dia. Terkadang dia menerima nego untuk hadiah terutama rekreasi dan beli TV. Mulailah Sayyid menyusun rencana kapan dan ke mana mau rekreasi. Tapi beberapa jam kemudian keraguan muncul lagi di hatinya. Bahkan dia selalu menyatakan ingin pulang ke Indonesia dan sekolah lagi di SDIT Alam Jogja.

Aku pun selalu mengingatkan Sayyid masa - masa sulit dia harus menahan rindu kepada Abinya, keinginannya yang kuat untuk menyusul Abinya harus ditahan menunggu aku bisa cuti diluar tanggungan negara. Bahkan pernah setelah kami kumpul di Malaysia kemudian Abinya ada acara menginap, Sayyid jadi bete banget merasa kehilangan Abinya meski hanya 1 malam. Apalagi ketika ditinggal beberapa malam 'conference' di Pulau Langkawi (bersamaan aku kondisi teler hamil muda)! Lha kalau pulang ke Jogja ya..bisa diprediksi nantinya akan sering bete saat kangen Abinya!

Langkah - langkah yang kami lakukan dalam mengatasi masalah mogok sekolah ini memerlukan waktu yang cukup lama, dan sungguh memeras pikiran. Padahal akhir Oktober Sayyid harus menghadapi tes akhir kenaikan kelas yang bersamaan dengan Hari Perkiraan Lahir bayi yang kukandung. Was - was? Tentu muncul perasaan itu. Demi untuk mengembalikan Sayyid mau sekolah lagi maka kutawarkan kutungguin dulu di sekolah. Itu pun setelah dipaksa akhirnya Sayyid mau, tapi ya itu..dilarang BOHONG! Dalam kondisi hamil tua aku nungguin Sayyid di sekolah. Pihak sekolah tentunya mengharapkan Sayyid ditinggal saja. Aku sih mau - mau saja, tapi JANJI harus ditepati. Biarlah prosesnya bertahap. Mungkin sekilas penilaian orang lain maupun pihak sekolah menitikberatkan kok ditungguin terus. Sedangkan penilaianku ada kemajuan dari raut wajah Sayyid yang di hari pertama wajahnya mau nagis aja. Tapi di hari ke-3 sudah lebih enjoy. Kesempatan di sekolah kugunakan untuk berkomunikasi dengan Direktur, Kepsek, dan guru kelas. Kuceritakan bagaimana karakter Sayyid yang sejak playgroup emosinya naik turun. Kalau lagi semangat jangan ditanya rajinnya, tapi kalau lagi ada masalah mudah 'down' jadi harus dimotivasi dan diajak komunikasi. Info dari pihak sekolah sehari - hari Sayyid ya pendiam, rajin dan prestasi akademik bagus. Tidak dipungkiri memang prestasi akademik bagus padahal Sayyid harus menyesuaikan dengan banyak mata pelajaran berbahasa Inggris, Melayu, Arab dan pelajaran agama dengan tulisan Jawi. Terakhir Sayyid menduduki rangking 4 di kelasnya. Tapi saat aku menungguin di kelas dan di kantor, sangat tampak bahwa Sayyid terlihat pasif, tidak berani berkomunikasi dengan guru. Ini beda banget dengan di TK dan SDIT Alam, di mana dia sangat komunikatif dengan Ustadz dan Ustadzah. Pergaulan dengan guru - guru di Jogja sangat terasa di hati bukan hanya untuk Sayyid, bahkan untuk kami sebagai orang tua.

Maka kami pun memanfaatkan kesempatan berkomunikasi dengan pihak sekolah apa - apa yang tidak memuaskan kami, terutama soal komunikasi antara kami dan guru. Komunikasi ini sudah dimulai dari buku perantara/komunikasi guru dan ortu, juga komunikasi yang kami lakukan lewat sms atau telepon. Sms yang kami kirimkan ke guru kelas lebih sering tidak mendapat respon, dari buku komunikasi juga sering harus kami ulang tulisan kami baru direspon. Akhirnya lama - lama kami enggan berkomunikasi kalau tidak kepepet. Dan di saat aku sudah membuat kesepakatan meninggalkan Sayyid di sekolah dengan guru kelas, ternyata hasilnya tidak memuaskan juga. Sayyid komplain kenapa gak diberitahu, penjelasan pun kuberikan. Intinya ketika pagi itu Sayyid kutinggal di kelas, bukan sikap simpatik yang dilakukan guru untuk menenangkan Sayyid. Tapi saat Sayyid menangis hanya kata - kata "Senyap!..Senyap!" alias menyuruh diam saja yang diucapkan guru (Sayyid cerita ketika perjalanan pulang). PADAHAL AKU SUDAH KOMUNIKASIKAN, tolong ajak Sayyid bercakap = bicara=ngobrol. Tentu agar suasana cair, agar rasa takutnya hilang, dst...yang kalau kita belajar 'communication skill' tentu tau teori bagaimana berkomnikasi dengan orang lain. Lha sama orang dewasa aja kita mesti lihat latar belakang lawan bicara mungkin budayanya, atau pendidikannya, lihat juga suasana hatinya, cara berpikirnya dst. Apalagi berbicara sama anak - anak yang mempunyai cara berpikir berbeda dengan orang dewasa!!

Sudahlah! Memang 'hopeless' juga akhirnya aku dengan penanganan masalah ini oleh guru kelasnya. So...kami akhirnya membuat keputusan besar yang sebenarnya dulu saat di Sekolah Kebangsaan sudah terlintas di benakku. Keputusan apa itu? Ah..bukan waktunya sekarang membeberkan hal ini. Kami sekarang fokus mempersiapkan tes akhir kenaikan kelas untuk Sayyid. Berbagai perencanaan pendidikan untuk Sayyid kami susun ulang. Aku selalu memotivasi diriku sendiri, ingat firman Allah dalam Alquran surat Al Insyirah:5-6: 'Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan', 'Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan'. Ya Allah, semoga Engkau senantiasa memberikan yang terbaik untuk keluarga kami, Amin.




Sunday, October 11, 2009

I'm Back!

Lama tidak menerbitkan tulisan, rasanya gak tahan banget beraksi lagi nge-blog. Padahal beberapa draft sudah lama banget ngendon ngantri diterbitkan. Berhubung gak ada mood untuk menyempurnakan draft, jadi terbengkalai deh new entry-nya. Ide - ide baru sebenarnya sih banyak, tapi selain alasan gak mood (alasan klasik ya ;-))ditambah juga memang lagi semangat banget ngerjakan hal - hal lain di dunia nyata. Emang apaan tuh??

Menjelang Ramadhan yang lalu banyak agenda yang harus diselesaikan sekaligus harus disiapkan juga agenda yang baru. Peluang bisnis alias jualan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Dari jualan baju bayi, anak dan dewasa, mukena anak dan dewasa, sprei, baju renang, kerudung sampai pembalut herbal avail. Alhamdulillah menjelang Ramadhan memang prospeknya bagus, lumayan dapat tambahan dana buat beli baju baru anak - anak dan Ummi (afwan Bi, gak dapat yang pas untuk Abi). Sekalian tambahan dana untuk program ibadah di Bulan Ramadhan. Karena jualan ini kerjasama dengan teman - teman otomatis urusan administrasi dan barang cukup menyita waktu juga. Pengin banget nulis di blog khusus aktivitas jualan dan aktivitas Ramadhan e..gak kesampaian.

Agenda yang harus diselesaikan masih banyak lagi, utamanya masalah koordinasi kegiatan pengajian dengan adik - adik TKW yang kerja di Malaysia. Dari menyelesaikan proposal dan koordinasi untuk pelatihan pekerja di Kompleks Sriayu (belum tau nih kelanjutannya)sampai penyusunan program pengajian adik - adik pekerja di Semenyih. Alhamdulillah bisa selesai tugas - tugas di atas berkat kemudahan dari Allah SWT dan bisa posting juga ke website FOKMA http://www.fokma.org/ kegiatan pengajian di Semenyih.

Kusebutkan di atas kemudahan dari Allah SWT, tentu saja karena kondisi kehamilanku inilah yang terasa paling fit dibandingkan 2 kehamilan terdahulu. Bukan hanya harus moving around untuk banyak aktivitas bahkan tidak jarang harus naik tangga sampai lantai 4 atau 5? Wow...alhamdulillah tidak mengganggu kehamilanku.

Pengajian diluar 2 kegiatan di atas masih ada juga yang tidak kalah harus diperhatikan, meskipun ada yang gagal terlaksana seperti pengajian di gang tempat tinggalku Lorong Aman 2a. Namun pengajian yang lain bersama teman - teman, FOKMA dapat berjalan lancar.

Kegiatan Ramadhan untuk keluarga tentu prioritas utama. Dari persiapan berpuasa sejak Bulan Rajab dan Sya'ban sampai menyusun rencana kegiatan Ramadhan. Tidak mudah untuk memulai puasa dengan kondisi hamil. Karena biasanya aku kuat sahur meski dengan air putih saja, tapi untuk ibu hamil mesti sahur makanan bergizi. Pernah suatu hari aku puasa dengan sahur hanya minum air dan suplemen. Akibatnya kepala pening dan badan lemas. Akhirnya dah sampai sore gak kuat ngelanjutin, kubatalin deh puasa hari itu :-(. Si Sulung Sayyid juga berlatih puasa, meski tidak sehari penuh kami tunjukkan penghargaan dan dukungan kami. Jadi biasanya Sayyid berangkat sekolah bawa bekal makan siang, karena latihan puasa Sayyid hanya bawa air putih..katanya jaga - jaga kalau gak tahan haus. Tabel kegiatan Ramadhan sudah siap sebelum Ramadhan, bukan hanya buat keluarga kami sendiri, tetapi kami berikan kepada teman dan tetangga juga.

Bagaimanapun juga dengan melakukan persiapan menyambut Ramadhan akan lebih kondusif bagi peningkatan ibadah di Bulan Suci Ramadhan. Semoga persiapan menyambut Ramadhan di waktu yang akan datang akan lebih bagus lagi.

Tuesday, July 14, 2009

Nikmatnya Berbekam

Metode pengobatan bekam semakin memasyarakat dewasa ini. Sebagai salah satu cara detoksifikasi, bekam sangat bermanfaat baik untuk pengobatan maupun untuk menjaga kesehatan badan. Lebih istimewa lagi sebagai seorang muslim kita melakukan bekam dengan keyakinan mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW sebagaimana sabda beliau :
"Pada malam aku diisra'kan, aku tidak melewati sekumpulan malaikat melainkan mereka berkata, Wahai Muhammad , suruhlah umatmu melakukan bekam" (HR. Ibnu Majah dan At-Tirmidzi).
Dalam riwayat yang lain beliau juga bersabda :
“Kesembuhan itu berada pada tiga hal, yaitu minum madu, sayatan pisau bekam dan sundutan dengan api (kay). Sesungguhnya aku melarang ummatku (berobat) dengan kay.” (HR Bukhari).

Pertama kali saat aku akan menjalani bekam, rasanya deg-degan juga karena takut merasakan sakit. Tetapi ketika melihat pasien lain yang dibekam tidak kesakitan, maka aku pikir tidak perlu kawatir lagi. Ternyata dibekam memang tidak menyakitkan sebagaimana yang selama ini aku takutkan. Justru saking nikmatnya biasanya aku akan tertidur saat dibekam, dan baru bangun setelah hampir selesai. Setelah dibekam memang paling baik tidur karena setelah darah kotor dibuang ditambah cukup istirahat, saat bagun tidur badan terasa ringan dan sehat. Dengan berbekam kecuali membuang darah kotor yang mestinya rutin dikeluarkan dari tubuh, juga meringankan bahkan menyembuhkan penyakit tertentu.

Ada 2 jenis bekam yang pernah aku dan keluargaku jalani, yaitu bekam basah dan bekam kering. Kalau merunut sunnah Rasulullah tentunya bekam yang dimaksud adalah bekam basah karena darah dikeluarkan dari tubuh. Biasanya aku memanggil teman sebagai pembekam langgananku ke rumah untuk melakukan bekam basah. Tetapi ada saatnya kita tidak punya banyak waktu sementara keluhan kesehatan misal sakit kepala sudah tidak tertahankan (kondisi badan demam tidak dibolehkan bekam basah). Dengan menyediakan alat bekam di rumah, maka kami dapat melakukan bekam kering secukupnya untuk meredakan sakit kepala. Selama bisa diatasi dengan bekam saja, maka tidak diperlukan minum obat-obatan terlebih yang terbuat dari bahan kimia. Setelah melakukan bekam kering sebaiknya minum air putih yang banyak agar kotoran pada darah terbuang bersama air kencing.

Pengalaman dari keluargaku berikut bisa menjadi bukti manfaat bekam :
1. Anak laki-laki kami sejak kelas 1 SD dan anak perempuan kami sejak berumur 4th. saat batuk berat (Bhs. Jawa : ngikil) kami bekam kering pada titik - titik bekam bagian di bawah tengkuk dan punggung atas biasanya sebanyak 5 titik. Batuk cepat reda, kalau kita perhatikan batuknya perlu disembuhkan dengan obat biasanya kita minumkan klorofil dan/atau propolis.
2. Suamiku ketika badannya capek dan pegal - pegal cukup dibekam cepat pulih kondisi fisiknya.
3. Sakit tulang punggungku bagian bawah reda setelah dibekam pada bagian yang sakit, tetapi bukan di tulang belakangnya melainkan samping kanan kiri tulang belakang.
4. Lain - lain keluhan yang pernah kami atasi dengan bekam seperti sakit kepala dan masuk angin.

Nah, bagi yang belum pernah berbekam lekas lakukan bekam. Jangan menunggu sakit dulu, tapi untuk menjaga kesehatan dengan mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Jangan lupa perhatikan alat - alat bekam yang digunakan senantiasa terjaga kebersihannya dan hygienis.

Monday, June 22, 2009

Peta Minded

Setiap orang mungkin pernah atau bahkan sering mencari lokasi suatu tempat untuk tujuan tertentu. Ada orang yang mencari suatu tempat berbekal alamat lengkap atau cukup dengan denah ditambah sedikit informasi nomor rumah. Ada pula orang yang mencari suatu alamat tanpa dilengkapi denah dan hanya sedikit informasi saja. Tentunya keberhasilan kita menemukan lokasi tempat yang dituju sangat didukung dan dimudahkan oleh data/informasi yang lengkap.

Suatu saat seseorang bertanya kepada kita tentang lokasi suatu tempat, biasanya kita akan menunjukkan lokasi yang dimaksud secara lisan saja. Kita akan memberikan petunjuk berdasarkan arah misalnya rumah si A di Jalan Monjali (Monumen Jogja Kembali) No 111, dari perempatan Ringroad-Monjali ke arah selatan 200M. Di sebelah kanan jalan ada toko besi, rumah si A sebelah kanan toko besi itu.

Tentu untuk lokasi yang aksesnya mudah dari jalan utama akan mudah ditemukan pula dengan arahan seperti di atas. Tetapi untuk lokasi yang aksesnya sulit seperti pemukiman di tepi sungai yang padat penduduk, rumah teman di desa yang banyak tidak menggunakan nomor rumah ataupun lokasi suatu tempat yang benar - benar asing, kita akan kesulitan menemukannya apabila petunjuk menuju lokasi hanya seperti arahan di atas.

Masih banyak orang yang belum terpikir untuk menggunakan peta dalam menunjukkan suatu lokasi, bisa dikatakan belum peta minded. Bahkan sebagian orang kurang paham membaca peta, sehingga ketika disodorkan peta lokasi masih kesulitan memahami petunjuk menuju lokasi. Peta dalam konteks ini tentunya berbeda dengan peta dalam Ilmu Geodesi yang mempunyai pengertian ilmiah menyangkut unsur skala, bidang proyeksi, sistem proyeksi dll. Ada yang lebih senang menyebutnya denah. Saya menyebutnya peta karena lebih mudah dipahami.

Bagi pengguna internet sangat mudah mendapatkan informasi lokasi suatu tempat dengan menggunakan google map. Keberhasilan menemukan lokasi di lapangan bergantung kepada Si Pembaca google map apakah dia mampu membaca/memahami informasi yang termuat pada google map ketika di lapangan atau malah bingung. Dalam hal ini informasi mengenai lokasi bisa dikatakan lengkap karena tersedia peta (data spasial) dan nama - nama tempat termasuk nama jalan (data atribut).

Namun di Indonesia baru sedikit yang menggunakan internet apalagi internet mobile. Jadi untuk memberikan informasi lokasi kepada orang lain hendaknya terbiasa menggambarkan dalam suatu peta. Dan sebaliknya ketika membaca peta yang diberikan orang lain sempatkan mencermati peta itu terlebih dahulu sehingga bisa berkesempatan menanyakan data atribut yang tidak jelas.

Saya pernah memberikan peta lokasi rumah saya kepada teman - teman saya. Saya sudah menjelaskan pula melalui whiteboard lokasi rumah saya yang agak jauh di desa dan keluar masuk gang. Saya beri kata kunci antara lain : pohon beringin. Tetapi letak pohon beringin ini khas karena arah jalan mentog di pohon beringin ini. Tampaknya tidak semua teman - teman memperhatikan secara lengkap informasi ini. Saya sendiri tidak menyangka ada pohon beringin sebelum pohon beringin yang saya maksudkan. Alhasil tidak semua teman bisa langsung menemukan rumah saya. Yang tidak cermat melihat peta dan tidak memperhatikan informasi secara rinci letak pohon beringin akhirnya tersasar. Mereka sudah bertanya tetapi yang ditanya tidak tau letak RT saya, apalagi nama saya. Saya sekeluarga adalah pendatang dan yang ditanya pun bisa jadi pendatang juga, karena ada perumahan baru di sekitar pohon beringin itu. Bagaimanapun pengalaman atau kecerdikan seseorang berpengaruh dalam usahanya keluar dari masalah seperti ini. Saya tanya mereka, kenapa tidak tanya rumah pak dukuh saja. Atau cobalah keluar dari keterpakuan kita dalam hal ini pohon beringin. Pun sebenarnya letak pohon beringin pada peta yang saya buat persis di tengah arah jalan, sedangkan pohon beringin yang keliru itu letaknya di belokan menyamping, jadi jelas beda kan? Jangan terpaku pada satu hal, informasi yang lain baik yang tercantum di peta maupun pengetahuan yang ada pada kita dapat kita gunakan. Misalnya saya tulis jarak jalan masuk sampai pohon beringin sekitar 800M, padahal pohon beringin yang keliru hanya sekitar 300M. Bahkan kalau kita terlalu bingung tidak ada salahnya kita kembali pada posisi sebelum muncul kebingungan itu. Kita telusuri lagi secara cermat (mengulang) jalan yang harus dilalui sesuai peta. Untungnya ada handphone, apa boleh buat saya pun harus menjemput mereka he..he ..he.

Alhamdulillah selama di Malaysia ini, sudah sering bepergian baik lokal Kajang Bangi maupun yang cukup jauh Port Dickson, bahkan ketika keliling Melaka saat liburan dapat terlaksana dengan lancar. Sebelum perjalanan sudah kami siapkan cetak peta google map. Terakhir perjalanan bareng - bareng ke Semenyih bersama teman - teman ee.. kok 2 mobil yang lain kesasar padahal satu mobil dilengkapi peta sementara mobil lainnya mengikut di belakang. Saya sendiri berbekal sms teman yang menunjukkan lokasi tujuan meski tidak lengkap namun sudah cek di google map dibantu suami dan 3 kata kunci yang jadi pegangan saya. Hmm...pengalaman kesasar baik kita sendiri maupun orang lain memang bisa menjadi pelajaran untuk kita membuat persiapan terlebih dahulu sebelum menuju lokasi. Dan pelajaran juga berikan informasi kepada orang lain lokasi suatu tempat secara jelas dan mudah dipahami.


Monday, April 20, 2009

Menjaga Pergaulan Terhadap Lawan Jenis

Tulisan berikut kuambil dari http://www.eramuslim.com
Tanya jawab semacam ini sebenarnya sudah sering kudengar atau kubaca, tetapi sebagaimana sifat manusia mudah lalai akupun belum bisa kontinyu mengaplikasikannya dalam keseharianku. Maka dengan kumuat diblog ini semoga senantiasa mengingatkan aku dan siapapun yang membacanya.Bergaul dengan Lawan Jenis
Selasa, 31/03/2009 11:33 WIB

Ustadz, gimana mengatur hubungan dengan lawan jenis terutama di dalam pendidikan, terutama dalam kaitan menjaga hubungan baik tetapi tetap syar'i, karena terkadang kalo kita berusaha menjaga pandangan dan jarak dengan lawan jenis kita malah sering dianggap aneh atau sok alim dan sebagainya

Yasin
Jawaban

Wa’alaikum salam wr. wb.

Ananda Akhmad yang disayangi Allah SWT, Anda menanyakan bagiamana cara berhubungan dengan lawan jenis terutama dalam bidang pendidikan. Sebenarnya prinsip pergaulan dengan lawan jenis menurut Islam berlaku dimana-mana, termasuk di dunia pendidikan. Namun dalam pendidikan ada unsur dharuriyat yang membolehkan guru dan murid untuk saling memandang (tanpa syahwat). Hal yang sama juga berlaku dalam kesaksian, peminangan (khithbah), dan transaksi jual beli.
Ananda Akhmad yang dimualiakan Allah SWT, beberapa prinsip pergaulan dengan lawan jenis dalam dalam dunia pendidikan antara lain adalah :

1. Sebaiknya wanita diajar oleh seorang wanita pula. Namun jika tidak ada wanita yang mampu mengajar dengan baik, kaum wanita boleh diajar oleh laki-laki.

2. Agar tidak terjadi khalwat, maka laki-laki tidak boleh hanya mengajar satu orang wanita saja tanpa adanya pihak ketiga yang bisa menjadi kontrol bagi keduanya.

3. Pengajar laki-laki tersebut harus bisa menjaga kehormatan dirinya dengan cara menjaga pandangannya dan menghindari pembicaraan yang menimbulkan fitnah, baik dari isi pembicaraannya maupun cara berbicaranya.

4. Hendaknya sedapat mungkin menghindari segala bentuk fitnah. Oleh karena itu jika terdapat dua orang pengajar laki-laki yang sama kemampuan mengajarnya akan tetapi salah satunya mendatangkan fitnah yang lebih besar (misalnya karena faktor penampilan atau karena faktor usia) maka hendaknya yang mengajar adalah yang fitnahnya lebih kecil.

5. Tidak hanya sang pengajar laki-laki yang harus menjaga kehormatan dirinya, tetapi juga para wanita yang diajarnya, yakni mereka juga harus menjaga pandangannya (palingkan atau tundukkan pandangan jika muncul fitnah) dan menghindari pembicaraan yang menimbulkan fitnah, baik dari isi pembicaraannya maupun cara berbicaranya.

Ada pun rambu-rambu pergaulan dengan lawan jenis secara umum adalah sebagai berikut :

1. Pembicaran seperlunya.
Bicaralah dengan lawan jenis seperlunya saja (hanya sebatas pekerjaan). Jangan memasuki pembicaraan yang berlebihan dan menyinggung ranah pribadi. Juga jangan banyak bercanda. Apalagi bercanda yang mesum atau menjurus ke masalah seksual. Hindari juga berbicara dengan suara yang dibuat-buat, merayu, dan mesra sebagaimana firman Allah SWT : “Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. 33 : 33). Walaupun ayat ini ditujukan kepada isteri-isteri Nabi, akan tetapi para ulama sepakat bahwa larangan di atas berlaku untuk seluruh wanita (dan juga lelaki). Hal ini bukan berarti kita tidak boleh bersikap ramah dengan lawan jenis. Senyum, salam dan omongan basa-basi tetap perlu dilakukan, sehingga kita tidak terkesan sebagai orang yang kaku dengan lawan jenis.

2. Menjaga pandangan.
Dalam bergaul dengan lawan jenis, kita dilarang untuk saling berpandangan dalam waktu yang lama. Apalagi dengan pandangan yang mengandung unsur menggoda. Allah berfirman : “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya" (QS. 24 : 30-31). Jadi sekilas-sekilas saja kita memandang lawan jenis ketika mengobrol. Sebab sulit juga kita berbicara kalau sama sekali tidak melihat lawan bicara kita. Bukankah dalam berbicara kita juga perlu memperhatikan gestur (body language) dari lawan bicara agar komunikasi efektif?

3. Menutup aurat.
Dalam pergaulan, diwajibkan juga bagi lelaki dan perempuan untuk menutup aurat. Jumhur ulama sepakat aurat lelaki adalah dari pusar sampai lutut. Sedang aurat perempuan adalah seluruh tubuh, kecuali muka dan telapak tangan. Namun berlaku juga bagi keduanya untuk tidak berpakaian yang ketat, transparan dan menyerupai pakaian lawan jenis (lelaki berpakaian seperti perempuan atau sebaliknya perempuan yangberpakaian seperti lelaki). Allah berfirman untuk wanita : “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. 33 : 59).

4. Larangan berkhalwat.
Tidak diperbolehkan bagi seorang lelaki atau perempuan untuk berdua-duaan, baik di tempat sepi maupun ramai. Termasuk tidak diperbolehkan pergi berduaan satu kendaraan (motor atau mobil) dengan alasan apa pun. Sebab hal tersebut dapat menjerumuskan kedua belah pihak pada zina. Sedang kita dilarang untuk mendekati zina. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk” (QS. 17 : 32). Rasulullah bersabda: “Janganlah lelaki dan perempuan berkhalwat (berdua-duaan), karena yang ketiganya adalah syetan” (muttafaq alaihi).

5. Larangan berhias berlebihan.
Baik lelaki dan perempuan dilarang memakai perhiasan yang berlebihan (seronok) dan merangsang lawan jenis. Lelaki dilarang untuk memakai emas, kalung dan anting (kalau cincin bukan emas diperbolehkan). Wanita dilarang untuk memakai wewangian yang harum dan menunjukkan perhiasan yang berlebihan, seperti memakai kutek, tato, maskara, dan semacamnya. Allah berfirman : “dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya” (QS. 33 : 33).
Demikian jawaban saya. Semoga bermanfaat.
Salam Berkah!

(Satria Hadi Lubis)
Mentor Kehidupan

Saturday, April 18, 2009

Introspeksi

Alhamdulillah, setelah lama tidak menulis akhirnya hari ini bisa lagi nge-blog. Dua bulan terakhir memang terasa berat secara fisik dan psikis terkait kondisi hamil mudaku. Capek, mual dan pening bahkan sembelit memang biasa dialami seorang ibu yang sedang hamil muda. Tetapi ada satu lagi yang sangat berat kurasakan yaitu sakit perut yang hampir tiap hari kurasakan. Sakit perut ini akibat udara/gas yang terlalu banyak di perut. Kehamilan pertama dan kedua biasa mual tetapi sakit perut saat ini yang paling berat.

Bila kuamati diriku sendiri dalam kondisi di atas ada hasil pengamatannya yang patut kurenungi. Iyalah TIDAK SABAR. Aku belum teruji kesabarannya dalam menghadapi sakit ini. Terbukti dengan banyak mengeluh dan ibadah turun. Aku selalu kagum bila membaca kisah orang - orang yang sabar baik ketika sempit maupun lapang. Orang - orang yang tetap stabil bahkan meningkat ibadahnya saat kondisi fisik mereka lemah. Mengapakah aku tidak bisa mencontoh kesabaran dan keistiqomahan mereka?

BTW, hari - hari terakhir kesehatanku sudah lebih baik. Semoga semakin stabil, sehingga aktivitas harian bisa segera pulih kembali.

Sunday, March 15, 2009

Bad First Experience

I ever promised to tell the reason why Sayyid didn't continue to SK ..

Firstly Sayyid went to school, my husband accompanied him even in the class. Sayyid still worried with different situation between his old school and his new school. Several teachers understood him and permitted Sayyid accompanied by his father. It's ok. But in that first day, for the first time Sayyid and my husband saw a teacher taught the pupils with hard pressure. In the classroom, that teacher spoke to the pupils loudly (Bhs. Indonesia: membentak) and even hit the blackboard hardly by stick/rotan in order to make the class become silent. I was so shocked when my husband told me about this. It was Sayyid's bad experience that made me so stressed.


I won't tell the detail of the first week Sayyid came to school. The important things are the reason we stopped Sayyid study at that school. Here they are:

1. The system of education
The education just oriented on academic report. There were no integrating system between general subjects and islamic subjects. It was so different from Integrated Islamic school in Jogja, that build an integrated system of all subjects and activity to educate the children.

2. The behaviour of most teachers showed that they weren't friendly and understand children's world.

3. The communication skill of most teachers to children didn't good enough. I saw it by myself when i accompanied my son in the class.

4. The situation of the class and school we think won't be condusive to develop and explore Sayyid's potential of multiple intellegencies.

So, it was so different with our vision and mission to give integrated education related to IQ, EQ and SQ. And it should be teachers always teach with love and positive behaviour, so children's will like learning everything in school and their brain will be developing optimum, also good methode of teaching can build their character. It's our homework to search an alternative school for our son.




Friday, March 6, 2009

Kemuliaan Mujahid Palestina

Dari Cybersabili diberitakan aktivis Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) telah sampai di Jakarta 7 Pebruari 2009. Dalam jumpa pers disampaikan bagaimana pengecutnya tentara Israel yang hanya berani menyerang anak - anak Palestina. Bahkan pasukan tank mereka tidak berani menginjak bumi saat memasuki Gaza. Mereka buang air besar dan air kecil di tank, sehingga menimbulkan bau busuk dari dalam tank.

Terlintas di dalam pikiranku, alangkah memalukannya tindakan para zionis itu. Allah telah menanamkan rasa takut dalam diri mereka. Sungguh berbeda dengan pejuang HAMAS yang berebut untuk syahid. Mereka merupakan prajurit - prajurit sejati yang menjual jiwa mereka kepada Allah Sang Pemilik Jiwa.

Dari wawancara Cybersabili dengan Dr. Jose Rizal (Ketua Presidium Medical Emergency Resque Commitee-MER-C) antara lain disebutkan :

Selain kemampuan militer, hafal al-Qur’an juga menjadi standar minimal menjadi pejuang Hamas?

Betul. Standar al-Qur’an ini sangat menarik, karena anggota Brigade Izzuddin al-Qassam rata-rata hafal al-Qur’an. Jadi, pada saat menunggu akan melakukan serangan, mereka menghafal dan menghayati ayat-ayat Ilahi, bukan minum kopi, merokok, apalagi ngegosip. Dari berbagai sumber, saya memperoleh informasi bahwa, setiap pejuang Hamas hanya dibekali dengan jatah minuman seukuran botol Aqua 250 ml dan makanan sekadarnya untuk 2 hari. Padahal, dalam sebuah front pertempuran bisa jadi pejuang-pejuang Hamas harus bertempur lebih dari sepekan.

Subhanallah. Ruh jihad telah menyatu dalam jiwa dan jasad mereka. Sungguh mulia orang -orang yang teguh berpegang pada tali agama Allah yang kokoh. Yaa Allah, berikanlah selalu pertolongan, keteguhan iman dan rahmat Engkau kepada Saudara - saudara kami dan kepada para Mujahid di Palestina.

Yaa Allah, berilah pula kekuatan kepada kami untuk menjadi muslim sejati sebagaimana Mujahid - mujahid Palestina. Ampunilah kami atas kelemahan diri kami. Kami belum memiliki ketangguhan sebagaimana tangguhnya rakyat Palestina menghadapi kekejian teroris.
Allahu Akbar!

Thursday, February 26, 2009

Sekolah di Sri Ayesha

Jumat ini merupakan hari ke-4 putra pertama kami Sayyid masuk sekolah di Sri Ayesha. Kenapa bukan di Sekolah Kebangsaan (SK) sebagaimana tertulis dalam postingan beberapa minggu yang lalu? (Later in other post, i will tell about the matter sayyid left SK).

Pagi ini meski Sayyid masih bete tidak mau sekolah, alhamdulillah sedih hanya sebentar saja(I think better than yesterday). Sejak pertama kali masuk hari Selasa yang lalu, Sayyid masih belum punya mood sekolah. Padahal Sri Ayesha pilihan kami merupakan salah satu sekolah terbaik dari sekolah swasta di Selangor. Dengan metode belajar montessori, Sri Ayesha kami amati friendly dengan dunia anak. Coz sekolah yang lingkungan keseluruhannya memahami dunia anak merupakan syarat terwujudnya pendidikan yang komprehensif untuk anak.

Memang catatan perkembangan Sayyid sejak playgroup menunjukkan selalu diperlukan waktu untuk adaptasi sekolah. Adaptasi untuk di luar sekolah relatif mudah. Terbukti dengan sepuluh kali pindah rumah baik di Jogja-Jakarta-Jogja-Malaysia Sayyid langsung mudah berinteraksi dengan lingkungan baru.

Ada beberapa hal penyebab Sayyid belum enjoy sekolah.
Pertama : terlalu lama libur yaitu sekitar 4,5 bulan menyebabkan motivasi sekolah menurun. Meski belajar di rumah tapi waktu belajar santai,jadi kebablasan ogah sekolah yang harus disiplin. katanya sekolah di FG48 aja, alias di rumah :-(.
Kedua : bad experience sejak pertama di SK (explaining in other post).
Ketiga : down karena kurang paham bahasa komunikasi yaitu Inggris, Arab, Melayu. Meski dah biasa lihat kartun berbahasa melayu dan sering bicara menggunakan bahasa Melayu, namun untuk menangkap perkataan teacher tidak mudah karena belum biasa.
Keempat : adanya perbedaan mata pelajaran, meskipun sempat belajar di rumah dengan Ummi tapi sistem pembelajaran dari teacher tentu berbeda ditambah situasi kelas yang tidak sebebas di rumah.

Sri Ayesha sudah 11 tahun berdiri, sudah berpengalaman dalam dunia pendidikan anak. Metode pendidikan yang diterapkan dengan pendekatan montessori, sangat memperhatikan potensi anak dan kemampuan anak yang berbeda-beda. Dalam suasana belajar tidak menciptakan atmosfer persaingan namun menumbuhkan motivasi belajar anak dari dalam dirinya sendiri selengkapnya dapat dilihat melalui http://www.sriayesha.com. Pengelola sekolah dan pengajar yang komunikatif serta siswa yang peduli kawan memberikan harapan bagi kami agar putra kami senang belajar di sekolah. Karena belajar dengan senang akan membentuk karakter positif anak dan konsep pentingnya menuntut ilmu akan tumbuh dengan sendirinya hingga dewasa kelak. Pembelajaran terhadap anak dengan menjejali ilmu tanpa proses yang sesuai untuk anak dan tidak sesuai kebutuhan anak tidak akan efektif mencapai sasaran pendidikan. Hendaklah pendidikan untuk anak dilaksanakan secara terintegrasi mencakup semua potensi baik kognitif, spiritual maupun fisik. Sekali lagi proses belajar haruslah menyenangkan, sehingga menumbuhkan motivasi belajar anak. Anak jadi senang belajar. Bahkan kesukaan menuntut ilmu diperlukan sepanjang hayat, bukankah Rasulullah mengajarkan agar menuntut ilmu dari ayunan sampai liang lahat?

catatan : seiring berjalannya waktu, muncul masalah baru http://elkis-riyadi.blogspot.com/2009/10/mogok-lagi.html yang mengantarkan kami pada keputusan terbaik bagi anak - anak kami http://elkis-riyadi.blogspot.com/2009/11/homeschooling.html. Pendidikan anak bukan hanya perkara isi otak (padahal cara ngisinya juga bila tidak tepat malah tidak efektif) tetapi semua mesti terpadu antara ilmu untuk otak, latihan jasmani, penyentuhan jiwa/hati. Dan semuanya tidak akan terserap dengan baik pada jiwa si anak, kalau dalam aktivitas berinteraksi jiwa anak tidak dipahami.

Monday, February 16, 2009

Gunakan Hak Suaramu!

Rakyat Indonesia beberapa minggu lagi akan melaksanakan pemilu, tepatnya tanggal 9 April 2009. Melalui Pemilu ini akan terpilih anggota legislatif yang akan mewakili aspirasi rakyat Indonesia di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Rakyat Indonesia hendaknya menggunakan hak pilihnya sebaik-baiknya, pilih caleg yang kapabel, amanah dan trackrecord baik.
Meskipun banyak pihak yang menyerukan golput dengan berbagai alasan masing-masing, namun jangan mudah terbawa arus golput. Kenapa? Karena kondisi bangsa dan negara kita saat ini yang masih terpuruk membutuhkan wakil rakyat yang berkomitmen terhadap pembangunan nasional untuk memenuhi kepentingan rakyat, bangsa dan negara. Apabila amanah berat pembangunan nasional jatuh ke tangan orang - orang yang tidak kapabel,tidak amanah dan berperilaku buruk, maka Indonesia tidak akan bangkit dari keterpurukannya. Jadi si golput pun disadari atau tidak ikut membiarkan negara kita diatur oleh orang - orang yang tidak punya komitmen terhadap keberlangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia ke arah yang lebih baik. Rakyat Indonesia tidak perlu apatis terhadap pemilu, tetapi hendaknya memaksimalkan hak suara dengan niat ikut bertanggungjawab dalam memilih wakil rakyat yang terbaik dan peduli terhadap pembangunan nasional yang berkelanjutan.
Tidak ada caleg yang sempurna, tetapi bukankah manusia memang tidak sempurna? Jangan biarkan caleg - caleg yang terpilih adalah orang - orang yang condong pada praktek korupsi, yang pragmatis dalam mengambil kebijakan nasional tanpa memikirkan kerugian negara jangka panjang, yang suka bermaksiat yang mana berapa kali saja ulah anggota DPR seperti ini terbongkar? Hak suara kita turut menentukan nasib bangsa dan negara Indonesia.

Tuesday, February 3, 2009

sayyida syaima al murtadho (asya) genap 4 tahun pada tanggal 9 nopember 2008 yang lalu. sebagaimana di jogja setelah usia 3 th asya selalu menyatakan keinginannya sekolah, demikian pula di malaysia. sejak kepindahan ke malaysia 7 okt 2008, selama beberapa bulan asya bermain sambil belajar di rumah saja.

seringkali asya bertanya, "kapan to aku sekolahnya?"
"sabar ya, sayang. kita perlu cari dulu tadika (taman kanak-kanak) untuk asya, masuk sekolahnya baru bulan januari tahun depan", jawab kami. mulai akhir nopember sampai desember dimulailah survey mencari tadika.

ada tiga tadika yang sempat kami datangi dan akhirnya kami putuskan mendaftarkanasya ke tadika ke-3 yaitu tadika qousar. sebenarnya dari ketiga tadika tidak jauh berbeda karena mengacu pada kurikulum tadika yang telah ditentukan pemerintah (berdasarkan informasi yang kami peroleh dari pengelola tadika). kalau akhirnya pilihan jatuh ke tadika qousar ada kelebihannya dibandingkan tadika yang lain.

pertama, ketersediaan brosur atau kelengkapan administrasi. semestinya brosur ini ada di tiap tadika, tapi kenyataannya hanya tadika ke-3 yang menyediakan brosur. hal ini menjadi indikasi tadika yang lain kurang siap pengelolaan administrasinya.
kedua, komunikasi yang paling berkesan dengan pengelola tadika adalah tadika qousar karena respon paling baik, terbuka, memahami apa yang kami sampaikan baik berupa saran atau usulan, komunikasi mudah dilakukan.
ketiga, pelayanan dan komunikasi yang dilakukan oleh pengelola tadika qousar juga yang paling baik.
keempat, sistem pengajaran rata-rata sama, tapi kami tidak pilih tadika yang menawarkan lebih banyak program karena kurikulum sudah berat.
kelima, lokasi dan sarana baik.keenam, biaya/bln 3jam/hr biaya terjangkau 120(rp 385rb).

catatan 1 : kami tidak mementingkan banyaknya materi pelajaran jadi tidak mengutamakan program tambahan (di indonesia sudah terpadu bermain-belajar pelajaran umum maupun agama). cukup kurikulum standar aja kami rasa berat untuk anak tk karena materi jauuh lebih banyak dari indonesia. yang kami utamakan asya senang main dan belajar di sekolah, senang berinteraksi dengan cikgu dan teman - temannya, paham apa yang disampaikan cikgu yang semuanya akan berpengaruh dalam pembentukan karakternya.

catatan 2 : harapan ketika cari sekolah adalah yang suasananya ceria, asyik beraktivitas, cara mengajar disesuaikan dengan anak.

catatan 3 : setelah sempat menungguin asya, ternyata suasana kelas ceria, cikgu komunikatif, terbuka, senang dengan
dunia anak,lucu, banyak ide, ada juga saran kami :


hendaknya cikgu yunior ikut proaktif dalam komunikasi dengan murid seperti cikgu senior.

mengurangi larangan dan jangan terlalu banyak peraturan(apalagi umur 5 dan 6 digabung, jadi peraturan yang seharusnya untuk 6 tahun juga disampaikan kepada kelas 5th. idealnya anak usia 5 dan 6th dipisah, namun disini masih bisa ditoleransi karena jumlah murid sedikit dan beban materi pelajaran menurut cikgu dibedakan antara usia 5 dan 6th.

Monday, February 2, 2009

hasca's recipe

Kue keju atau kastengel ini resep dari mbak hascaryani, kawan ketika masih tugas di Kantor Pelayanan PBB Sleman D.I. Yogyakarta. Memang belum sempat nyoba buat tapi citarasa kue buatan mbak hasca ni lezat sekali. Kue yang lain seperti lidah kucing dan kue semprit, semua adalah yang paling lezat dari yang pernah kunikmati. Makasih resepnya ya mbak :-) sukses buat mbak ya.

Kue Keju I

Bahan :
225gr blueband
2 kuning telur
1 putih telur
150gr keju edam diparut
325 gr terigu roda biru
Keju cheddar untuk hiasan atas/taburan

Cara Membuat :
1. Blueband dikocok 15 menit
2. masukkan telur, kocok 10 mnt
3. masukkan keju parut dg sendok kayu lalu masukkan terigu
4. cetak, olesi dg kuning telur, taburi dg keju parut.
5. panggang dlm oven


Kue Keju II

Bahan :
200gr blueband
2 kuning telur
250gr terigu roda biru
50gr tepung maizena
75gr keju edam diparut
50gr keju cheddar untuk taburan


Cara Membuat :
1 Blueband dikocok 15 menit
2 masukkan telur, kocok 10 mnt
3 masukkan keju parut dg sendok kayu lalu masukkan terigu
4 cetak, olesi dg kuning telur, taburi dg keju parut.
5 panggang dlm oven


Tuesday, January 27, 2009

after we had waited for three months the overletter from ministry of education, finally we accepted the overletter. it means sayyid accepted as student at second year of kebangsaan school bangi. but now he still studies at home since the registration prosedure (include student visa) hasn't finished yet.

every morning sayyid and i accompany asya to the kindergarten,after that i teach sayyid at home learning about school subjects such as mathematics, science, jawi, malaysian language and english.

there are several differences between indonesian and malaysian curriculum. in malaysia mathematics and science use english not malaysian language. there is a new subject that rather difficult to learn, it is jawi. jawi just like arabic letters but using malaysian language. at second year the textbook of jawi presents reading and knowledge of islamic subject. i teach sayyid to read and write jawi step by step, now he's still learning how to write and read words. it's still difficult for sayyid reading or writing jawi in sentences. so we have to help and support sayyid everytime. this is a challenge for us. we hope the registration prosedure can completed sooner, so he will not boring anymore. he likes activity with many friends.