Thursday, December 18, 2008

Menyikapi kesenangan dan kesengsaraan dengan zikir

Di saat dalam ujian kesenangan, manusia berkeinginan hidup selamanya. Sehingga seringkali ujian kesenangan melenakan manusia lalu melupakan Sang Pemberi kesenangan itu. Di saat dalam ujian kesengsaraan, manusia baru tersadar dunia hanya sementara. Kemudian teringatlah ia kepada Sang Pemberi cinta dan kasih sayang. Ia merasa betapa kecil dan lemah dirinya. Seharusnya kita bisa menyikapi kedua ujian di atas dengan tenang. Kesenangan tidak disikapi dengan berlebihan misal gaya hidup boros, bermewah-mewah, hura-hura , sebaliknya kesengsaraan juga bukan untuk diratapi atau selalu disesali. Dengan kata lain diperlukan sikap yang di tengah-tengah, tidak berlebih-lebihan.

Kesenangan maupun kesengsaraan semuanya dapat dimaknai bila Allah dekat di hati kita. Banyak amal ibadah yang dapat mendekatkan diri kepada Allah. Zikir termasuk amal ibadah yang paling simpel dilakukan. Zikir bisa dengan mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, istighfar maupun dengan mengingat Allah melalui perenungan atas ciptaanNya di jagat semesta ini. Zikir bisa dilakukan baik dalam keadaan berdiri, duduk maupun berbaring. Tetapi sebagian dari kita karena tidak membiasakan berzikir maka ibadah ini sering terlewatkan dalam setiap menit waktu kita. Kita bisa mulai membiasakan dengan rutin zikir setelah sholat fardhu. Selanjutnya bisa diprogramkan sendiri kapan rutin zikir, misal ketika naik kendaraan, memasak, berkebun dsb. Allah lebih menyukai amal ibadah yang sedikit tapi kontinyu dibandingkan amal ibadah sekaligus banyak tapi jarang dilakukan. Memang untuk istiqomah tidak mudah, kadang sudah jalan sekian lama tetapi karena sesuatu hal tertunda, lama kelamaan jadi lupa. Jadi harus memulai dari awal lagi (seperti aku ;) mudah lupa).Lebih bagus saling mengingatkan dengan keluarga atau teman untuk selalu berzikir. Semoga kita bisa. Semoga kita bisa dekat selalu dengan Allah SWT, dan iman yang naik turun ini bisa diteguhkan olehNya. Semoga kita tidak tenggelam oleh gemerlap dunia dan tidak mudah mengeluh atas kesulitan hidup kita. Amin.


No comments: