Pagi ini meski Sayyid masih bete tidak mau sekolah, alhamdulillah sedih hanya sebentar saja(I think better than yesterday). Sejak pertama kali masuk hari Selasa yang lalu, Sayyid masih belum punya mood sekolah. Padahal Sri Ayesha pilihan kami merupakan salah satu sekolah terbaik dari sekolah swasta di Selangor. Dengan metode belajar montessori, Sri Ayesha kami amati friendly dengan dunia anak. Coz sekolah yang lingkungan keseluruhannya memahami dunia anak merupakan syarat terwujudnya pendidikan yang komprehensif untuk anak.
Memang catatan perkembangan Sayyid sejak playgroup menunjukkan selalu diperlukan waktu untuk adaptasi sekolah. Adaptasi untuk di luar sekolah relatif mudah. Terbukti dengan sepuluh kali pindah rumah baik di Jogja-Jakarta-Jogja-Malaysia Sayyid langsung mudah berinteraksi dengan lingkungan baru.
Ada beberapa hal penyebab Sayyid belum enjoy sekolah.
Pertama : terlalu lama libur yaitu sekitar 4,5 bulan menyebabkan motivasi sekolah menurun. Meski belajar di rumah tapi waktu belajar santai,jadi kebablasan ogah sekolah yang harus disiplin. katanya sekolah di FG48 aja, alias di rumah :-(.
Kedua : bad experience sejak pertama di SK (explaining in other post).
Ketiga : down karena kurang paham bahasa komunikasi yaitu Inggris, Arab, Melayu. Meski dah biasa lihat kartun berbahasa melayu dan sering bicara menggunakan bahasa Melayu, namun untuk menangkap perkataan teacher tidak mudah karena belum biasa.
Keempat : adanya perbedaan mata pelajaran, meskipun sempat belajar di rumah dengan Ummi tapi sistem pembelajaran dari teacher tentu berbeda ditambah situasi kelas yang tidak sebebas di rumah.
Sri Ayesha sudah 11 tahun berdiri, sudah berpengalaman dalam dunia pendidikan anak. Metode pendidikan yang diterapkan dengan pendekatan montessori, sangat memperhatikan potensi anak dan kemampuan anak yang berbeda-beda. Dalam suasana belajar tidak menciptakan atmosfer persaingan namun menumbuhkan motivasi belajar anak dari dalam dirinya sendiri selengkapnya dapat dilihat melalui http://www.sriayesha.com. Pengelola sekolah dan pengajar yang komunikatif serta siswa yang peduli kawan memberikan harapan bagi kami agar putra kami senang belajar di sekolah. Karena belajar dengan senang akan membentuk karakter positif anak dan konsep pentingnya menuntut ilmu akan tumbuh dengan sendirinya hingga dewasa kelak. Pembelajaran terhadap anak dengan menjejali ilmu tanpa proses yang sesuai untuk anak dan tidak sesuai kebutuhan anak tidak akan efektif mencapai sasaran pendidikan. Hendaklah pendidikan untuk anak dilaksanakan secara terintegrasi mencakup semua potensi baik kognitif, spiritual maupun fisik. Sekali lagi proses belajar haruslah menyenangkan, sehingga menumbuhkan motivasi belajar anak. Anak jadi senang belajar. Bahkan kesukaan menuntut ilmu diperlukan sepanjang hayat, bukankah Rasulullah mengajarkan agar menuntut ilmu dari ayunan sampai liang lahat?
catatan : seiring berjalannya waktu, muncul masalah baru http://elkis-riyadi.blogspot.com/2009/10/mogok-lagi.html yang mengantarkan kami pada keputusan terbaik bagi anak - anak kami http://elkis-riyadi.blogspot.com/2009/11/homeschooling.html. Pendidikan anak bukan hanya perkara isi otak (padahal cara ngisinya juga bila tidak tepat malah tidak efektif) tetapi semua mesti terpadu antara ilmu untuk otak, latihan jasmani, penyentuhan jiwa/hati. Dan semuanya tidak akan terserap dengan baik pada jiwa si anak, kalau dalam aktivitas berinteraksi jiwa anak tidak dipahami.